
Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo adalah seorang tokoh Immam yang sangat lekat dengan Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh budaya arabaia dan Islam ke dalam tradisi Jawa. Dan Makamnya berada di Kadilangu, Demak.Pulau Jawa saat itu, menuju kekelaman di bawah naungan kerajaan syailendra. Banyak raja-raja saat itu mulai melebarkan sayap kekusaannya sehingga banyak masyarakat jawa saat itu yang menjadi korbannya dan menderita. Sehingga munculah seorang putra dari kerjaan Pajang namun meraih hindu budha dan mulailah raja satu ini memberontak terhdap kerjaan dengan falsafah agama dan budaya mereka. Raja ini adalah disebut dengan nama Raden Said. Pada saat itu raden said benci dengan penderitaan masyrakat jawa dengan semakin besarnya penyakit masyrakat misalnya : Judi (Las vegas Illegal Card, Mabuk-mabukan, or drunken, murdered, and etc )"Oleh sebab itu Raden Said yang berjiwa besar tersebut membantu rakyat kecil dengan merampok atau robbery hasil dari perjudian tadi di berikan kepada rakyat yang tidak mampu.
Was Born (Kelahiran Beliu)
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.
Flow chart about raden Said fammily
Mengenai asal usul beliau, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa beliau juga masih keturunan Arab. Tapi, banyak pula yang menyatakan ia orang Jawa asli. Van Den Berg menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sementara itu menurut Babad Tuban menyatakan bahwa Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari perkawinan ini ia memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban. Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta. Sejarawan lain seperti De Graaf membenarkan bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu Abbas, paman Muhammad. Sunan Kalijaga mempunyai tiga anak salah satunya adalah Umar Said atau Sunan Muria.
Menurut cerita, Sebelum menjadi Walisongo, Raden Said adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi. Dan hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin. Suatu hari, Saat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat. Orang itu adalah Sunan Bonang. Karena tongkat itu dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi, Sang Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu. Ia menasihati Raden Said bahwa Allah tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh Sunan Bonang. Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke Sungai. Raden Said berkata bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena itu,ia menjadi tertidur dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya. Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi Kalijaga. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh Sunan Bonang. Kalijaga lalu melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat
akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati
secara bertahap: mengikuti sambil memengaruhi. Sunan Kalijaga
berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama
hilang. Tidak mengherankan, ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis
dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan,
serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu
("Petruk Jadi Raja"). Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun
dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan
Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa
memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang.
Syekh Siti Jenar
Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang) adalah seorang tokoh yang dianggap sebagai sufi dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya, Namun Syekh ini mengusai ilmu-ilmu kegelapan dari seni ilmu sihir Dari beberapa "Negara Mesir" Yang sangat banayak ilmu gaib hitam, dan suku-suku kegelapan tersebut. Di masyarakat,
terdapat banyak variasi cerita mengenai asal usul Syekh Siti Jenar.
Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti.
Akan tetapi, sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar
adalah seorang intelektual yang telah memperoleh esensi Islam itu
sendiri. Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya yang
disebut pupuh. Ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti.
Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktik sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo.
Dalam cerita dan sejarah, dikisahkan karena aliran syekh tersebut sesat maka keputusan dari walisongo tersebut untuk segera meghabisi syekh lemah abang tersebut, melalui sunan Kalijaga "dengan alasan bahawa dia telah mencuri dengar segala dakwah dari para wali songo tersebut, ketika mereka berdakwah"
Maka bertemulah sunan kalijaga tersebut di dalam tanah untuk menemui syekh siti jenar. Dan perkelahian pun di mulai. Karena dia dari suku kekelaman maka syekh siti jenarpun meminta permohonan hidup melalui kitab black Amun Ra dari suku kegelapan " dan phara-du, Pha-radu, Brekeleh,brekles.Maka perkelahianpun di mulai.
Sunan kalijaga pada saat itu tetap tenang ketika "tabiat Amun Ra emas, menjadi witnes atas pertempuran yang terjadi tersebut" terbuka karena dia meminta perlindungan melalui Al quran Nur Kharim yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan membaca doa Dzikir dan AL Baqarah ayat: 225, ilmu dan pengaruh dari Black Magic dari Amu-ra hitam yang di bawa oleh suku kegelapan "immhotep" tersebut hilang,serta berakhir dan akhirnya dia di penggal (atau slaughter) oleh sunan kalijaga dan di saksikan oleh sunan yang ainnya dari demak, pajang dan mataram tersebut.Namun masih banyaknyanyak peercayaan ayat-ayat tersebut yang masih tersebar di pulau jawa karena syekh tersebut sangat berbahaya dan di pegang oleh para dukun dukun hitam dan di pengaruhi oeh kitab-kitab jawa kuno yang hitam.
Story Movie Syekh siti Jenar atau kobar fighting With Sunan wali Songo Kita Sunan Kalijogo.
0 komentar:
Posting Komentar